SBOBET ASIA

Prediksi Bola & Jadwal Terupdate

Death Adder, Ular Pendek Yang Menewaskan Brimob.

2 min read
Death Adder

Death Adder

Death Adder, Ular Pendek Yang Menewaskan Brimob.

KembarQQ.net – Ular inilah yang menewaskan anggota Brimob Bripka Desri Sahroni di Mimika, Papua. Reptil ini bernama Death Adder, Ular pendek yang cukup mematikan.

Dirangkum Kembarkiukiu.com dari Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), Selasa (30/7/2019). Death Adder (Acanthopis spp) tersebsar di benua Australia, Papua kawasan Indonesia, dan Papua Nugini.

Warna ular ini bervariasu, Dari abu-abu hingga kemerahan, Dengan warna garis melintang (belang-belang) yang lebih gelap. Death adder di papua berwarna lebih gelap daripada yang hidup di Australia. Penampilannya samar di antara dedaunan, Tanah, atau Bebatuan.

Death Adder.

Umumnya, Ular ini tidak panjang, Hanya 40-70 cm, Meski sebenarnya bisa tumbuh hingga 1meter. Ular nokturnal (aktif di malam hari) ini punya taring berukuran 6,22 milimeter. Ular ini sangat berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan.

 

Sebagai predator, Ular ini berperilaku diam dan menugngu. Di Australia, Ular ini dijuluki ádder tuli’ karena tak mau pergi saat diusir manusia.

Konon, ditulis ‘Australia Reptile Park’ dari sinilah ular ini mendapatkan namanya. Karena dalam bahasa inggris, ‘deaf (tuli)’ bunyinya mirip dengan ‘death’.

Meski mirip ular detik, Ular ini bukan keluarga ular derik/beludak (Viperidae). Ular ini masih keluarga ular tedung (Elapidae). Namun berbeda dengan saudara-saudara Elapidae-nya.

Ular ini punya tubuh yang pendek dan lebar, Kepala berbentuk segitiga, Dan leher ramping, Serta ekor yang tipis. Ular ini dipercaya sebagai ular dengan kemampuan menyerang yang tercepat di dunia.

Cara kerja racun.

Ular ini tergolong punya bisa sangat mematikan. Ahli biologi yang mempelajari death adder, Christina Zdenek menuliskan di Untemed Science. Bahwa ular ini punya bisa dengan racun yang menyerang sistem saraf (neurotoksin).

Gejala orang yang digigit adalah kelumpuhan otot mata, Rasa sakit di otot perut, Pusing, Mengantuk, dan Pembesaran kelenjar getah bening.

Korban gigitan ular ini akan kehilangan kontrol ototnya. Itu bisa terjadi karena racun ular ini memblokade sinaps. Akibat terganggunya transmisi saraf otot, Korban akan mengalami kegagalan pernapasan. Kematian bisa langsung terjadi bila korban tak segera diberi bantuan pernapasan.

Penelusuran Kembarkiukiu.net dari situs toxinologi The University of Adelaide. Mencatat ular ini mengeluarkan 70-80 mg dalam sekali keluaran bisa. Meski begitu, Ular ini tak selalu menyuntikan bisanya saat menggigit mangsa. Kadang, Ular ini melakukan ‘gigitan kering’ alias menggigit tapi tidak menyuntikkan bisa. Gigitan kering adalah peringatan bagi makhluk yang digigitnya.

Seekor anjing yang kena gigitan death adder akan mati dalam waktu 20 menit kemudian. Setelah kena gigitan, Anjing akan mengalami kelumpuhan kaki belakang, Kelumpuhan akan berlanjut ke paru-parunya.

Mangsa ular ini adalah kadak, Kodok, Mamalia, dan Burung. Ujung ekornya bisa bergerak untuk memancing mangsanya mendekat. Supaya mangsanya mengira itu sebagai cacing yang bisa dimakan.

Ular ini punya reputasi buruk di Australia. Sebelum 1958, 50% orang digigit death adder pasti mati. Namun, Setelah tahun itu antibisa ular jenis ini sudah ditemukan. Serum antibisanya adalah SAuCSL07, Produksi CSL Limited Australia. Adapula serum polyvalent (tidak khusus untuk satu jenis gigitan ular) SAuCSL12 yang juga diproduksi oleh perusahaan itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *