SBOBET ASIA

Prediksi Bola & Jadwal Terupdate

Hanya Ada di Indonesia, Biawak Tak Bertelinga (Earless Monitor Lizard).

2 min read
Hanya Ada di Indonesia, Biawak Tak Bertelinga (Earless Monitor Lizard).

KembarQQ.net – Biawak tak bertelinga mulai populer di seluruh dunia berkat foto-fotonya yang banyak diunduh dan tersebar di media sosial.

Satwa misterius ini memang luput dari perhatian publik. Reptil ini memang tidak pernah menampakan diri di siang hari.

Pantauan Kembarkiukiu.com, Keberadaan hewan ini semakin misterius karena selalu membangun sarangnya dibawah tanah yang sulit terlihat manusia.

1. Fakta Lanthanotus Borneensis.

Reptil ini sama seperti komodo, Yang hanya dapat di temui di Indonesia. Inilah biawak tak bertelinga (Lanthanotus Borneensis), Atau dalam bahasa inggris dinamakan Earless Monitor Lizard.

Penelitian Kembarkiukiu.net, Biawak ini menjadi satu-satunya anggota dari famili Lanthanotidae yang hanya ditemui (endemik) di Kalimantan.

Sejak penemuan pertamanya pada tahun 1877. Semua catatan keberadaan biawak tak bertelinga tersebut merujuk ke Borneo atau Kalimantan.

Para peneliti sering menjulukinya sebagai living fossil (fosil hidup) karena hewan ini masih ada dikala hewan-hewan lain yang ‘seumuran’ sudah banyak yang punah.

Biawak tak bertelinga dapat ditemukan di daerah dekat dengan sungai. Hal ini dikarenakan hewan semiaquatik (dua alam). Kadang hidup di air kadang di darat.

Karena sifatnya yang nocturnal alias hewan yang aktif pada malam hari. Biawak tak bertelinga sangat jarang muncul pada siang hari. Hingga kini biawak tak bertelinga masih menjadi hewan yang misterius, Karena perilaku atau kebiasaan hidupnya kurang bisa diamati.

2. Ciri Hewan.

Ciri umum satwa ini adalah tidak ada lipatan gular, Hidung tumpul dan tidak adanya telinga eksternal atau indra pendengaran lain yang terlihat. Meski begitu hewan ini tetap bisa mendengar.

Panjang tubuhnya bisa mencapai 45cm hingga 55cm. Selain itu, Kelopak matanya transparan dan tingginya lebih rendah daripada biawak atau kadal lainnya.

Ciri yang paling mudah dilihat adalah kulit luarnya yang dipenuhi dengan gerigi-gerigi seperti yang ada pada buaya.

Meski begitu, Kurangnya penelitian dan pengetahuan mengenai satwa misterius ini. Termasuk pola penyebaran dan jumlah populasi mengakibatkan peneliti kesulitan memastikan jumlahnya.

Yang jelas, Alih fungsi hutan yang menjadi habitatnya hingga kini besar kemungkinan dapat mengancam populasinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *